Komponen pembentuk
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen
fisik dan
kimia yang merupakan
medium atau
substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau
lingkungan tempat hidup.
[4] Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.
[2] Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu
[2]:
- Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
- Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
- Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
- Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis.
Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis
terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
- Tanah dan batu.
Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan
komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada
kandungan sumber makanannya di tanah.
- Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu
yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang
menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik yang disediakan oleh
organisme lain sebagai makanannya .
[4] Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (
fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil.
[4] Yang tergolong heterotrof adalah
manusia,
hewan,
jamur, dan
mikroba.
[4]
Pengurai / dekomposer
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati.
[4] Pengurai disebut juga konsumen makro (
sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar.
[1]
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen.
[4] Yang tergolong pengurai adalah
bakteri dan
jamur.
[4] Ada pula pengurai yang disebut
detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah
kutu kayu.
[4] Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu
[2]:
- aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
- anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
- fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur[4]. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.[4]
Ketergantungan
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik
[2].
Antar komponen biotik
Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui
[2]:
- Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui
proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari
rantai makanan disebut tingkat trofi
atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat
makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki
tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat
trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.[2]
- Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang
saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk
seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis
makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Antar komponen biotik dan abiotik
Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti
[2]:
- siklus karbon
- siklus air
- siklus nitrogen
- siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.
[2]
Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi
nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.
[2]
Tipe-tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
[5]
Akuatik (air)
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
iklim dan
cuaca.
[5] Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
[5] Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
[5]
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh
salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI
- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
[5]
Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas
dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas
di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut
daerah
termoklin.
[5]
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
[5] Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur
intertidal yang luas atau
rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi
[1]. Komunitas tumbuhan yang hidup di
estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan
fitoplankton.
[5] Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang,
kepiting, dan
ikan.
[5]
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan
pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin.
[5] Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
[5]
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.
[5] Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit
sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air
[5]. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis
lintang.
[5] Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing,
gurame,
kura-kura, ular,
buaya, dan
lumba-lumba.
[5]
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai.
[1] Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi.
[1] Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
[4] Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara
karang dan ganggang.
[4] Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita,
bintang laut, dan ikan karnivora.
[4] Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
[1]
Kedalamannya lebih dari 6.000 m.
[4] Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
[4] Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
[4]
Lamun atau
seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut
[6]. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
[6] Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai
tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak.
[6]
Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut),
lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai
akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara.
[6] Sebagai sumber daya
hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
[6]
Terestrial (darat)
Ekosistem hutan hujan tropis memiliki produktivitas tinggi.
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.
Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi perdu.
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.
[2] Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.
[2] Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu.
[2] Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti
petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.
[2]
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik.
[5] Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun.
[5] Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung
letak geografisnya.
[5] Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk
tudung (
kanopi).
[5] Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme.
[5] Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan
kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C.
[5] Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (
rotan) dan
anggrek sebagai
epifit.
[5] Hewannya antara lain,
kera,
burung,
badak,
babi hutan,
harimau, dan
burung hantu.
[5]
Sabana dari daerah tropik terdapat di
wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
[6] Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas.
[6] Hewan yang hidup di sabana antara lain
serangga dan
mamalia seperti
zebra,
singa, dan
hyena.
[1]
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah
tropik ke
subtropik.
[4]
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per
tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan
drainase (aliran air) cepat.
[4] Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.
[4] Hewannya antara lain: bison,
zebra,
singa, anjing liar,
serigala,
gajah,
jerapah, kangguru,
serangga,
tikus dan
ular.
[4]
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan
padang rumput.
[6] Ciri-ciri ekosistem gurun adalah
gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun).
[6] Perbedaan suhu antara
siang dan
malam sangat besar.
[6] Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil
[6]. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya
kaktus, atau tak berdaun dan memiliki
akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air.
[6] Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut,
ular,
kadal,
katak,
kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lain.
[6]
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt
musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.
[4] Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
[4] Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa,
beruang, rubah,
bajing,
burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
[4]
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah
utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah.
[5] Biasanya taiga merupakan
hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti
konifer,
pinus, dan sejenisnya.
[5] Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose,
beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada
musim gugur.
[5]
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi.
[5] Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
[5] Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
perdu, dan
rumput alang-alang.
[5] Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin.
[5]
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah
Yugoslavia.
[6] Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk
pertanian, sensitif terhadap
erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori
aerasi yang rendah, gaya
permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.
[6] Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
[6]
Buatan
Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
[5]
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau
hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki
keanekaragaman rendah.
[1] Contoh ekosistem buatan adalah
[5]:
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak.
[2] Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.
[2]
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang
dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar.
[1] Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.
[1]